
Lebih buruk lagi, tindakan yang terpecah-pecah akan membuahkan hasil yang mengarah pada kebijakan beggar thy neighbour, mengambil keuntungan dari upaya negara lain, yang berisiko malah mempercepat, bukan memecahkan krisis.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global membutuhkan stimulus fiskal sedikitnya 2% atau Aus$ 1.200 miliar pada 2009 untuk mencegah efek terburuk dari krisis ini. Para ahli ekonomi mengakui dana yang lebih besar lagi mungkin diperlukan bila kehancuran ke-
percayaan memicu rantai pengurangan utang dengan penjualan aset secara cepat, penumnan nilai aset, penurunan pendapatan, dan peningkatan pengangguran.
Beberapa tindakan telah diambil oleh beberapa pemerintah secara terpisah-pisah melalui kebijakan moneter dan pengumuman stimulus Rskal yang signifikan. Kenyataannya, banyak dari hal ini tidak akan dilaksanakan pada 2009, tetapi dalam tahun-tahun berikutnya. .
Selain itu, beberapa langkah stimulus fiskal yang telah diumumkan merupakan pengulangan pengumuman.
Oleh karena itu. kemungkinan besar tidak akan mempunyai efek tambahan pada proyeksi pertumbuhan.
Tidak bermanfaat
Langkah nasional yang terpisah-pisah tersebut tidak akan bermanfaat sebagai tindakan internasional yang terkoordinasi. Padahal, berbagai manfaat tersebut adalah signifikan.
Pertama, keuntungan nyata dan psikologis. Langkah stimulus dari satu negara mengalir ke para mitra dagang mereka, menciptakan dorongan tambahan.
Koordinasi juga penting untuk mengurangi volatilitas pasar uang dan obligasi yang mungkin merupakan akibat yang tidak diharapkan dari kebijakan yang tidak terkoordinasi tersebut.
Kedua, koordinasi adalah pertahanan penting melawan kebijakan beggar-thy-neighbour. Saya mulai melihat awal kembalinya proteksionisme yang mengkhawatirkan.
Ini ditunjukkan oleh jumlahkasus anti-dumping yang meningkat 40% pada semester 1/2008 dan terjadi peningkatan tarif secara bertahap. Bahkan dalam komitmen WTO. ada celah bagi negara-negara untuk menaikkan tarif.
Bila semua negara menaikkan tarif ke batas tertinggi (tingkat tertinggi yang konsisten dengan komitmen mereka), para eksportir dari negara berpendapatan menengah dan tinggi akan . menghadapi tarif dua kali lipat dari tarif yang berlaku sekarang.
Ulu masih ada tantangan untuk merampungkan Putaran Doha, di mana ketiadaan kemajuan merupakan kegagalan keinginan politik global yang terus berlangsung.
Ketiga, kerja sama internasional sangat penting, karena krisis ini memiliki implikasi penting bagi negara-negara berkembang. Mereka tidak membuat krisis ini, tetapi inereka telah menderita kerusakan besar karenanya.
Resesi global di negara maju telah memperlemah kesempatanekspor dari negara-negara berkembang.
Krisis keuangan juga telah membatasi aliran kredit dengan spread (sebaran) utang ke negara-negara berkembang yang meningkat tajam. Ini berarti banyak negara berkembang akan berjuang membiayai defisit mereka yang ada sekarang, apalagi mendanai paket penyelamatan fiskal yang sedang dipertimbangkan oleh ekonomi maju.
Total utang yang diberikan bank-bank pembangunan multilateral kepada negara-negara berkembang sebesar AusS41 miliar pada 2007. Ini perlu ditingkatkan secara signifikan dan berlaku konsisten terhadap keputusan Bank Dunia baru-baru ini guna meningkatkan utangnya hingga empat kali lipat. Bantuan harus ditingkatkan, currency swaps perlu ditawarkan, dan IMF mesti memperluas jangkauan fasilitas likuiditas jangka pendeknya.
Keempat, belum ada kesempatan untuk tindakan yang ter-koordinasi. Krisis ini menghadirkan gabungan persyaratan stimulus jangka pendek guna meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kena pada 2009 dengan persyaratan jangka panjang guna menaikkan pertumbuhan produktivitas global dan mempercepat transformasi ke ekonomi karbon yang lebih rendah.
Kabar baik
Pengembangan tanggapan global terhadap krisis ini merupakan tugas yang rumit. Kabar baiknya adalah pertemuan puncak Kelompok 20 di Washington pada November 2008 dan di London pada April 2009 akan menciptakan mekanisme tindakan yang efektif dan terkoordinasi, menghimpun untuk pertama kalinya ekonomi maju dan negara berkembang, yang mewakili 85% produk domestik bruto, 80% perdagangan dunia, dan dua pertiga penduduk dunia.
Dalam waktu dekat ini, pemerintah G20 perlu memecahkan kuantum stimulus yang diper-lukan pada 2009 guna menghindari prakiraan kontraksi pada ekonomi swasta dan dampak berantai pengangguran; mencapai kata sepakat tentang isi kebijakan yang optimal guna menyeimbangkan kebutuhan ekonomi jangka pendek dan panjang.
Selain itu. untuk mengkoordinasi penerapan langkah-langkah ini dan untuk mengembangkan strategi pengakhiran jangka menengah guna memastikan bahwa keberhasilan untuk bertahan dari krisis ini tidak merantai kita dengan inflasi jangka panjang.
Seluruh langkah ini akan menuntut kerja sama antarpemerin-tahyang belum pernah ada sebelumnya. Bila kita gagal, akibatnya akan buruk.
Namun, bila kita menerima tantangan ini. kita tidak hanya mengurangi dampak pengangguran jangka panjang, tetapi juga akan memulai memunculkan bentuk tata pemerintahan ekonomi baru yang menopang kekuatan globalisasi yang telah lama memanggil-manggil.
Sumber : Bisnis Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar